PM Haiti Jack Guy Lafontant. (Foto: AFP)
Port-au-Prince: Perdana Menteri Haiti Jack Guy Lafontant mengundurkan diri usai negara kecil tersebut dilanda aksi unjuk rasa berujung kekerasan terkait kenaikan harga bahan bakar minyak.
Dalam sebuah pidato di gedung kongres di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, Lafontant menyebut Presiden Jovenel Moise telah menerima surat pengunduran dirinya.
Sempat terjadi seruan mosi tidak percaya terhadap Lafontant di Kongres Haiti selama unjuk rasa bergojak sejak beberapa hari terakhir.
Seperti dilansir dari BBC, Minggu 15 Juli 2018, sedikitnya empat orang tewas dalam unjuk rasa, dengan sejumlah toko serta bangunan dijarah serta dibakar.
Unjuk rasa beraroma kekerasan dimulai sejak pemerintah Haiti memunculkan wacana mencabut subsidi BBM. Pencabutan subsidi akan membuat harga BBM berbagai jenis naik 38 hingga 51 persen.
Port-au-Prince sempat lumpuh saat unjuk rasa bergolak. Pemerintah Haiti merespons dengan menghentikan pencabutan subsidi.
Februari lalu, Haiti menandatangani perjanjian dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk melakukan reformasi struktural demi mendorong peningkatan ekonomi.
IMF menyebut pencabutan subsidi BBM akan menyisakan anggaran untuk sektor lain seperti pendidikan, kesehatan dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Namun banyak pengunjuk rasa menuduh pemerintah Haiti tidak memedulikan kesulitan ekonomi rakyat di salah satu negara termiskin di dunia.
(WIL)
No comments:
Post a Comment