Jakarta: Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada konferensi European Society of Cardiology mengklaim bahwa orang dengan kerutan dahi lebih banyak dari usia sebenarnya berisiko mengalami masalah kesehatan pada jantung.
Studi tersebut mengungkap kerutan horizontal bisa menjadi peringatan adanya pengerasan arteri yang merupakan pemicu utama serangan jantung yang mematikan.
Peneliti utama sekaligus praktisi medis di Center Hospitalier Universitaire de Toulouse Yolande Esquirol mengatakan penelitian ini menjadi temuan pertama adanya hubungan antara risiko kardiovaskular dan kerutan di dahi."Hanya dengan melihat wajah seseorang kami dapat memberikan saran untuk menurunkan risiko itu. Semakin tinggi skor kerutan, semakin banyak risiko mortalitas kardiovaskular," ujarnya melansir Gulf News, Senin, 27 Agustus 2018.
Esquirol menyebut kerutan pada dahi yang lebih dalam dapat menjadi pertanda adanya aterosklerosis atau pengerasan arteri karena penumpukan plak lemak. Kata dia, pembuluh darah di dahi yang kecil cenderung lebih sensitif terhadap penumpukan plak.
"Pasien dengan kerutan mendalam di wajah perlu melakukan pemeriksaan kolesterol dan tekanan darah sebagai upaya antisipasi pertama," kata dia.
Senada dengan Esquirol, profesor dari sekolah kesehatan di Toulouse Jean Ferrieres bahkan menyebut kerutan di dahi adalah prediktor yang lebih baik ketimbang kolesterol tinggi.
Dia mengatakan kerutan di dahi cenderung lebih tepat ketimbang kadar kolesterol karena menandai adanya pembuluh darah yang rusak.
"Mungkin keriput dapat memberi tahu kesehatan jantung kita. Tetapi menghitung garis tidak bisa menggantikan tes untuk faktor-faktor risiko seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah," ungkapnya.
Sebagai informasi tambahan, penelitian yang dilakukan oleh Esquirol dilakukan dengan metode studi kasus pada 3.200 lebih orang dewasa yang bekerja.
Sampel ini dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan klasifikasi jumlah dan kedalaman kerutan horizontal di dahi mereka. Skor nol berarti dahi halus sementara skor tiga menunjukkan banyaknya kerutan dalam.
Hasilnya, dua puluh tahun kemudian 2,1 persen sampel dengan kulit halus telah meninggal dan 15,2 persen lainnya adalah sampel dengan keriput yang paling banyak. Faktor-faktor lain seperti kebiasaan merokok, usia, dan kondisi kesehatan turut menyumbang angka kematian dini sampel dengan kerutan dalam.
Sementara itu vice-chairman of the Royal College of General Practitioners Kamila Hawthorne menyebut penelitian Esquirol sebagai sesuatu yang 'menarik'. Sebab penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap kerutan kaki burung gagak dan kerutan di sekitar wajah tidak berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskular.
"Setiap penelitian berusaha untuk membantu identifikasi atau pengobatan penyakit jantung dan pemahaman lebih baik tentang kondisi ini. Perlu disambut baik betapa pun hasil yang diperoleh memiliki hubungannya aneh," kata dia.
(MEL)
http://rona.metrotvnews.com/kesehatan/0kp29m7N-studi-sebut-keriput-bisa-jadi-pertanda-masalah-jantung
No comments:
Post a Comment