Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: AFP)
Ankara: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berencana membekukan aset dua pejabat tinggi Amerika Serikat di Turki sebagai balasan atas sanksi Washington terhadap Ankara.
Dalam pidato di Kongres Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Ankara, Sabtu 4 Agustus 2018, Erdogan menegaskan segera membekukan aset "Menteri Hukum dan Menteri Dalam Negeri AS di Turki."
"Mereka yang berpikir dapat melukai Turki dengan menggunakan bahasa mengancam dan sanksi tidak masuk akal menunjukkan bahwa mereka tidak tahu bangsa ini," kata Erdogan, seperti disitir dari UPI, Minggu 5 Agustus 2018.
Erdogan menambahkan Turki dan AS sebaiknya segera menyelesaikan sengketa ini sesegera mungkin.
"Saluran diplomatik bekerja sangat keras," kata Erdogan. "Saya berharap perbedaan besar di antara (kedua negara) dapat dihilangnya secepatnya," tambah dia.
Pengumuman terbaru dari Erdogan muncul setelah AS mengumumkan sanksi terhadap Menteri Hukum dan Mendagri Turki atas penangkapan pendeta Amerika, Andrew Brunson, dan negosiasi pembebasannya selama berbulan-bulan yang tidak kunjung berhasil.
Brunson ditahan sejak 2016 atas tuduhan terorisme dan spionase terkait percobaan kudeta militer di Turki.
Dia dipindahkan ke tahanan rumah pada 25 Juli selama persidangan lantaran masalah kesehatan. AS tidak puas dengan langkah tersebut.
"Kami tidak melihat bukti konkret terhadap Brunson, dan meminta otoritas Turki untuk menyelesaikan kasusnya dengan segera lewat cara transparan dan adil," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
(WIL)
No comments:
Post a Comment