New York: Federal Reserve dinilai mulai melihat perubahan tren inflasi yang sudah lama ditunggu dan kondisi itu bisa memberikan penguatan bagi pasar bahwa the Fed sungguh-sungguh menaikkan suku bunga kembali hingga akhir tahun ini dan beberapa lagi di tahun depan. Tentu keputusan tersebut juga melihat indikator perekonomian lainnya seperti data pekerjaan.
The Fed telah lama menargetkan inflasi berada di angka dua persen. Akan tetapi, ukuran favorit inflasi yakni indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE) yang terus menurun berhasil mencapai tingkat itu hanya dua kali sejak April 2012. Terakhir kali mencapai dua persen adalah Maret lalu.
Namun, PCE inti, tanpa makanan dan energi, diperkirakan akan naik ke angka 0,2 persen pada Juli atau laju tahunan dua persen, menurut Thomson Reuters. "Itu membuat lebih mudah bagi the Fed untuk mengatakan ini mengapa kami harus terus normal," kata Kepala Ekonom NatWest Markets Michelle Girard, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 1 September 2018.
Girard mengharapkan PCE inti berada pada angka dua persen lagi pada Agustus dan mencapai puncaknya pada 2,1 persen di September. Meski demikian, angka tersebut harus bertahan di atas dua persen untuk sisa di tahun ini agar the Fed benar-benar yakin untuk kembali menaikkan suku bunga acuan.
The Fed diperkirakan kembali menaikkan suku bunga acuan pada September dan pada Desember, tetapi pasar telah memperdebatkan apa yang akan dilakukan pembuat kebijakan tahun depan meskipun perkiraan mereka untuk tiga kenaikan suku bunga akan terjadi pada 2019. Adapun inflasi yang belum sesuai target menjadi salah satu hal yang diperdebatkan.
Lebih lanjut, Girard tidak mengharapkan the Fed tetap pada perkiraan untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali di 2019. Pasalnya, dirinya hanya melihat terdapat kenaikan suku bunga acuan sebanyak dua kali sejalan dengan situasi dan kondisi perekonomian Amerika Serikat.
"Ini adalah satu hal yang akan membuat kaki Anda lepas dari gas. Ini adalah hal lain untuk meletakkan kaki Anda di atas rem dan ini di akhir siklus ekonomi," pungkasnya.
(ABD)
No comments:
Post a Comment