Ketua Umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia, Philips J Vermonte - MI/Susanto.
Jakarta: Ketua Umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia, Philips J Vermonte berpendapat, masyarakat tak lagi melihat kekerabatan ketika memilih pemimpin. Hal itu tercermin dalam kontestasi Pilkada Serentak 2018.
"Kalau melihat fenomena di beberapa daerah, calon yang menang ini mereka bukan datang dari keluarga darah biru politik," kata Phillips dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Juni 2018.
Phillips mencontohkan fenomena yang terjadi di Pilkada Jawa Timur. Dalam hitung cepat dari beberapa lembaga survei, Calon Gubernur nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa unggul dari pesaingnya Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
(Baca juga: Kemenangan Kotak Kosong Tamparan buat Parpol)
Meski sama-sama berasal dari kalangan Nahdliyin, Khofifah tak berasal dari keluarga 'darah biru' NU seperti Gus Ipul. Namun, hasil hitung cepat menunjukkan Khofifah mampu mengungguli Gus Ipul.
"Masyarakat ternyata memberi peluang kepada figur yang bukan darah biru ini," tandas dia.
Fenomena tersebut, lanjut Phillips, membuktikan masyarakat menaruh harapan besar pada calon pemimpin yang dianggap memiliki kemampuan. Tren memilih pemimpin daerah dari latar belakang kekerabatan perlahan-lahan mulai terkikis.
"Mereka punya harapan baru terhadap calon pemimpin yang punya kemampuan melakukan servis sosial publik, dan mendorong transparansi dan keterbukaan," kata dia.
(REN)
No comments:
Post a Comment